Nama :
Kerlin
Nim : 1403000364-31
Semester :III
Fakultas :
FKIP
Mata
kuliah : perkembangan perserta didik
Dosen : Marzuki, Sos.,M.Pd
TUGAS
RESUME
PENDIDIKAN
DALAM KELUARGA
Tak
dapat disangkal lagi bahwa para ahli sosiologi selalu mengungkapkan bahwa
manusia adalah mahkluk sosial. Sebagai mahkluk sosial bahwa manusia tidak dapat
hidup sendiri. Manusia akan selalu mencari manusia lain untuk berinteraksi dan
mengembanngkan diri. Seorang psikolog bernama Branca menyatakan bahwa, man is a social anima. As a reze man.
Cannot survive in isolation. As an individual, his normal state is in
assocation with other human beings. From his first day of life and through his
long infancy and childhood, hi is
almost continously attended by and in the presence of other human beings. Even
when he becomes an adult, the greatest parts of his activities are respon to
the activities of other people.
Jadi
sejak masa kelahirannya, manusia selalu dihadiri manusia lainnya, bahkan ketika
ia dewasa sekalipun, seluruh aktivitasnya tidak akan mungkin lepas dari
aktivitas orang-orang lain di sekelilingnya. Begitulah manusia, yang tidak
munkin bisa hidup (survevi) dengan
cara dikucilkan. Alasan mengapa manusia tidak dapat hidup sendiri dikemukakan
oleh Prof. DR. PJ. Bouwman yaitu, bahwa manusia memiliki hasrat-hasrat yang
harus dipenuhi dalam dirinnya seperti:
·
Hasrat sosial;
·
Rasa harga diri;
·
Hasrat untuk patuh;
·
Hasrat meniru;
·
Hasrat bergaul;
·
Hasrat tolong menolong dan simpati;
·
Hasrat berjuang,
·
Hasrat memberitahukan dan menerima kesan-kesan
Seruruh hasrat di atas
merupakan hasrat bermasyarakat, yaitu
bahwa manusia secara individu mengadakan konrak sosial tertulis maupun
tidak tertulis untuk hidup bersama dalam kelompok pergaulan hidup.
Thomas Hobbes dalam
bukunya leviathan mengambarkan teorinya
sebagai berikut. Berpegang kepada keadaan alam. Maka manusia merupakan homo homimi lupus (manusia yang satu
bersikap serigala kepada manusia yang lainnya) yang sangat membahayakan
kehidupan manusia, sehingga demi keutuhan (menghidari kemusnahan) diadakan
kontrak atau perjanjian sosial antarindividu untuk hidup bersama dibawah suatu
pemerintahan yang cukup kuat untuk mengekang setiap orang untuk kepentingan
mereka bersama demikianlah untuk mempertahankan hidupnya manusia kemudian
berkelompok, terkontak-kontak dalam kesamaan kepentingan dan pemenuhan
kebutuhan
A. APA
ITU KELUARGA?
Sebagaimana terlah
disebutkaan diawal, keluarga merupakan kelompok masyarakat yang kecil, yang
masing-masing individu di dalamnya mempunyai ikatan darah dan pertalian batin
yang sangat erat.dan meskipun tidak tertulis tiap anggota individu didalam
keluarga memiliki tangung jawab yang jelas. Sebuah keluarga biasanya terdiri
dari seorang ayah, seorang ibu, dan anak-anak. Disadari atau tidak,
masing-masing individu di dalam keluarga akan saling belajar satu sama lainnya,
anak-anak akan belajar dan meniru dari ayah dan ibunya, ibu akan belajar dari
ayah dan sebaliknya, bahkan seorang ayah dan ibu pun akan mempelajari sesuatu
dari anak-anaknya
Secara fisik seorang
ayah dan ibu akan menurunkan sifat-sifat bawaan (heredity) pada anak-anaknya, yang menyebabakan satu keluarga dan
keluarga yang lainnya memiliki ciri fisik yang berbeda-beda,. Bahkan, suatu individu dengan individu lainnya dalam
keluargamemiliki ciri fisik yanng berbeda-beda. Sifat-sifat bawaan ini misalnya
rambut ikal atau halus, hidung mancung atau tidak, bentuk tulang pipi dan mata,
warna kulit, dan sebagainya. Semua sifat bawaan ini sudah tak dapat berubah.
Oleh kaarena itu. Cirri fisik seringkali menjadi patokan bagi pihak kepolisian
untuk mencari seseorang yang melanggar hukum.
Pembawaan (heredity) yakni segala potensi yang
dimiliki individu sejak masa kehamilan. Ini berati bahwa pengaruh sifat
berlansung melalui sel benih dan bukan
sel-sel lain. Dengan demikian tidak akan terjadi penularan sifat seorang pada
peristiwa transfusi darah, transplantasi, dan sebagainya. Misalnya orang tua yang
cerdas akan menurunkan anak-anak yang cerdas, kesamaan fisik, dan sebagainya.
Jadi yang diturunkan orang tua pada anaknya adalah structural, permanent state (sifat-sifat stuktural
yang tepat) dan bukan tingkah laku dari hasil belajar atau pengalaman.
B. KELUARGA
SEBAGAI PENUNTUN NILAI-NILAI DAN TRADISI
Menurut Ki Hadjara
Dewantara, mendidik anak berati mendidik rakyat. Keadaan dalam hidup dan
penghidupan kita pada zaman sekarang adalah buah dari pendidikan yang kita
terima dari orang tua pada waktu kita anak-anak.sebaliknya anak-anak yang pada
waktu ini kita didik, kelak akan menjadi warga Negara kita.ia juga mengatakan,
pengaruh pengajaran itu umumnya memerdekakan manusia atas hidupnya. Manusia
merdeka yaitu manusia yang lahir dan batinnya tidak tergantung pada orang lain,
tetapi bersandar atas kekuatan sendiri. penanaman motivasi belajar dari masa
balita sampai pendidikan dasar dan menegah terutama ada di pundak orang tua.
Untuk keperluan
pendidikan, maka umur anak-anak didik lelah dibagi tiga oleh Ki Hadjar
Dewantara yaitu
a)
Waktu pertama (1 – 7) dimana masa
kanak-kanak (kinderperiode);
b)
Waktu kedua (7 – 14) yaitu waktu
pertumbuhan jiwa dan pikiran (intellectueele periode)
c)
Masa ketiga (14 -21) dimana masa
terbentuknya budi pekerti atau (sosial
periode).
Nilai-lain
dalam keluarga, dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat menjadi landasan
bagi anak didik dalam menempuh pendidikan di sekolah dan pendidikan di
masyarakat. Tiap periode pada anak didik, terdapat pengaruh yang mundul dari
keluarga, sekolah, dan masyarakat. Seluruh itu menimbulkan pebedaan
perkembangan jiwa anak, perkembangan kemampuan berfikir, kemampuan
bersosialisai, dan motivasi.
1.
Periode 1 -7 tahun
dalam keluarga pada
periode ini, peranan proses imitasi tidak kecil artinya bagi pertumbuhan dan
perkembangan jiwa dan otak seorang anak dalam keluarga. Misalnya bahasa yabg
digunakan untuk menyatakan perasaan atau keinginan mula-mula ditiru dari
ibunya. Bukan Cuma itu, tingkah laku si ibu juga ditiru anak-anak pada masa
usia 1 – 7 tahun ini, misalnya cara memberi hormat, cara menyatakan
terimakasih, cara menyatakan rasa senang, cara makan, cara berpakayan, dan lain
sebagainya. Pada kebanyakan aknak-anak, banyak tingkah laku orangtua yang
diambilnya tanpa pertimbangan terlebih dahulu. Mereka akan menerima dan
melakukannya tanpa kritik, apalagi bila si anak sangat mengidolakan salah satu
dari kedua orang tuanya itu.
Mereka akan sangat tersugesti untuk mengikuti
apa saja prilaku orangtuanya. Menurut Dr. W. A Gerungan Dipl. Psych. Dalam
bukunya psychologi sosial, sugesti adalah di mana proses seorang individu
menerima suatu cara penglihatan atau pedoman-pedoman tingkah-laku dari orang
lain tanpa kritik terlebih dahulu. Nilai-nilai kehidupan juga akan langsung
diterima oleh anak-anak pada usia 1 – 7 tahun dari kedua orangtuanya.proses
identifikasi berlansung tanpa batas .identifikasi berati dorongan untu identik
atau sama dengan orang lain. Perkembangan jiwa dan kemanpuan anak-anak usia 1-
7 tahun memang sangat bergantung terutama pada seorang ibu. Perkembangan itu
bisa mengarah pada suatu yang positif ataupun negatif. Perkembangan jiwa dan
kemapuan anak yang positif adalah:
a.
Jujur
b.
Berani
c.
Menhargai milik orang lain
d.
Rajin
e.
Disiplin
f.
Sportif
g.
Toleransi
2.
Periode 7 -14 tahun
Periode ini bagi
seorang anak adalah masa-masa mereka duduk di bangku sekolah dasar dan sekolan
menengah pertama. Dalam periode ini, seorang anak mulai belajar berinteraksi
dengan lingkungan di luar lingkunkan keluaraga. Beberapa proses interaksi
sepertii imitasi, sugesti, dan identifikasi pada diri si anak tetap berjalan
pada batasan-batasan nilai-nilai yang telah lebih dulu ditanamkan didalam
keluarganya. Pada periode ini anak melakukan adaptasi dengan lingkungan baru.
Hal itu menyebabkan sensori motorik (kereampilan motorik) dan kognitifnya
(kemampuan berfikir) berkembang terus menerus yang disebut sensori motorik
adalah keterampilan merangkak, berjalan, membuka motor, menulis, mengambar,
melompat, dan sebagainya.
Sedangkan kognitif
adalah kemampuan berfikir atau pengembangkan daya untuk menerima imformasi dan
pengetahuan baru di dalam ssel-sel otak. Ada dua mekanisme adaptasi yang
terkait dalam setiap tindakan yaitu akomodasi dan asimilasi. Akomodasi adalah
perubahan respon terhadap tuntutan lingkungan yang mencakup pekembangan baru
dari hasil adaptasi yang sudah ada. Sedangkan asimilasi adalah perilaku
memproses atau mentransfer setiap stimulus yang datang dari lingkungan
keberhasilan seseorang anak untuk mempelajari
lingkungan baru memang
sangat ditentukan oleh kemampuan kognitif, tapi faktor non-kognitif (seperti
motivasi, emosi) tidak kalah pentingnya.
Oleh kerena itu,
peranan orangtua dalam periode pertama anak memasuki dunia adaptasi dengan
sekolah sangat diperlukan untuk menjaga perkembangan atau faktor kognitif dan
nonkognitif si anak tersebut meskipun sudah menjadi pengetahuan umum, bahwa
anak dengan intelegensia (IQ) yang baik akan mudah menerima materi pembelajaran
dan memperoleh prestasi tinggi di sekolah, namun EQ (Emotional Quotient) juga mempegaruhi prestasi belajar anak di
sekolah. Secara umum dapat dikatakan bahwa QE itu adalah suatu ukuran yang
menunjukan pada kualitas memahami perasaannya sendiri dan kemanpuan untukikut
menghayati perasaan orang lain (empati).
Kemampuan membaca situasi sekitar melalui kesadaran diri (self awereness) sehingga ia mampu mengendalikan dirinya disertai
kematangan (maturity) menetukan
pilihan adalah gambaran dari beberapa keterampilan emosional yang dikandung
oleh pengertian EQ ini.
Pada periode 7 – 14
tahun inilah seorang anak akan mengalami beberapa hal dalam dirinya yaitu
sebagi berikut:
a)
Perkembangan kemampuan membedakan antara
bebagai aspek penting dalam lingkungan
b)
Koordinasi diri berbagai pengetahuan
bersifat konkrit.
c)
Pencapaian kemampuan berfikir sebab dan
akibat.
3.
Periode 14 – 21 tahun
Setiap anak dilahirkan
dengan bakat yang merupakan potensi kemampuan (inherent compponent of ability) yang berbeda-beda dan terujud
karena interaksi yang dinamis antara keunikan individu dan pengaruh lingkungan.
Berbagai kemampuan yang teraktualiasikan beranjak dari berfungsinya otak si
anak. Pada periodeini pertumbuhan kognitif, inteligensi emosional, bakat, dan
pengalaman tentang nilai-nilai pada diri si anak akan menjadi lebih baik lagi
bila orangtua dan sekolah memberi seluruh kebutuhan yang di perlukan anak dalam
proses ini.
Proses pendidikan anak
usia 14 – 21 tahun buhan hanya membentuk kecerdasan dan atau hanya membentuk
keterampilan tertentu saja, akan tetapi juga membentuk dan mengembangkan sikap
agar anak berperilaku sesuai dengan norma-norma yang berlalu di masyarakat.
Namun demikian, hanya dalam proses pendidikan disekolah proses pembelajaran
sikap kadang-kadang terabaikan. Itulah sebabnya campur tangan orangtua dalam
proses ini masih sangat menetukan bagi perkembangan jiwa si anak.
Beberapa hal penting
yang terjadi padi diri anak usia 14 – 21 tahun adalah sebagi berikut:
a)
Kematangan dari dalam (maturity) oleh kerena itu hasil dari
pengalaman dan interaksi dengan lingkungan.
b)
Mulai ada pengarahan diri secara
internal dan pengaturan diri sendiri (internal
self direction and regulation).
c)
Mulai menunjukan tekanan intrinsik yang
aktif dan eksploratif dalam mengelola pengalamannya agar bemakna bagi dirinya
sendiri dan lingkungannya.
d) Mulai
Casinos Near Me - Find Your Closest Casino in NC
BalasHapusWhat 안성 출장안마 is closest casino to me? 남원 출장마사지 · 3. 통영 출장안마 Borgata 김제 출장샵 Casino, 1 Borgata Way, Atlantic City, NJ, United States · 2. Harrah's, Atlantic City, NJ · 3. 춘천 출장샵 MGM Grand