MAKALAH
STRATEGI PEMBELAJARAN BIOLOGI
PROBLEM BASED LEARNING
DOSEN
: IMAM HADI MULYONO. SP.d., MP.d
DISUSUN
O
L
E
H
KERLIN
NIM :1403000364-31
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI (S1)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KAPUAS SINTANG
2015
KATA
PENGANTAR
Pertama-tama kami
mengucapkan rasa syukur atas limpahan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, sebab
sesungguhnya karya apapun yang tercipta tak akan pernah lepas dari rengkuhan
kasih sayang-Nya tak banyak diantara kita yang menyiapkan diri dengan
memperkaya pengetahuan tentang menjadi guru yang baik bagi murid-murid kita.
Guru mengukur kesuksesannya mengajarnya dari sisinya bukan sisi murid sebagai
subjek dan objek pembelajaran kita dari zaman kegelapan menuju jalan yang
terang berderang ini, sehingga kita dapat mensyukuri rahmat dan kurnianya yang
penuh berkah ini sehingga dapat menyusuh makalah strategi pembelajaran biologi
dengan judul problem based learning.
Makalah strategi
pembelajaran biologi ini membahas tentang pengertian, langkah-langkah,
pengaplikasian, kekurangan, dan kelebihan dari problem based learning itu
sendiri. Makalah ini berusaha sejauh mungkin untuk menghubungkan pokok bahasan
dengan realitas yang sesuai dengan kondisi pemasalah yang termuat dalam makalah
ini. Makalah mempunyai dan pemahaman praktis tentang strategi pembelajaran
biologi problem based learning. Memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan
untuk merancang, menyusun program-program, memberi bimbingan. Untuk menjadi
ciri guru yang memiliki kompetensi akademik.
Semoga
makalah strategi pembelajaran biologi ini dapat bermanfaat bagi pembacanya,
dalam makalah ini kami menyadari masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu
kritik dan saran dari pembaca untuk menyempurnakannya sangat kami harapkan,
demi pebaikan penyusunan makalah pada edisi mendatang. Akhir kata, kami
mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan
kontribusinya dalam penulisan ini dan mohom maaf atas segala kekurangannya.
Sintang, November 2015
penulis
DAFTAR ISI
Halaman
judul.................................................................................................... i
Kata
Pengatar.................................................................................................... ii
Daftar
isi.......................................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar
belakang............................................................................. 1
B. Rumusan
masalah........................................................................ 2
C. Tujuan
penulisan.......................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN................................................................................ 3
A. Pengertian.................................................................................... 3
B. Langkah-langkah......................................................................... 5
C. Pengaplikasian............................................................................. 7
D. Kekurangan.................................................................................. 8
E. Kelebihan..................................................................................... 8
BAB
III PENUTUP......................................................................................... 9
A. Kesimpulan.................................................................................. 9
B. Saran............................................................................................ 9
DAFTAR
PUSTAKA.................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Salah
satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses
pembelajaran. Dalam proses pembelajaran siswa kurang didorong untuk mengembangkan
kemampuan berfikir. Proses pembelajaran di kelas diarahkan kepada kemampuan
anak untuk menghafal informasi tampa dituntut memahami informasi yang
diingatnya itu menhubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya ketika anak
didik lurus dari sekolah. Mereka pintar teoritis tetapi mereka miskin aplikasi.
Pendidikan di sekolah terlalu menjejali otak anak dengan berbagai bahan ajar
yang harus dihafal. Pendidikan tidak diarahkan untuk mengembangkan dan
membangun karakter serta potensi yang dimiliki. Dengan kata lain, proses
pendidikan kita tidak diarahkan membangun manusia cerdas, memiliki kemampuan
memecahkan masalah hidup, serta tidak diarahkan untuk membangun manusia kreatif
dan inovatif.
Permasalahan
lain juga terjadi dikalangan perguruan tinggi. Belajar di perguruan tinggi yang
merupakan pilihan strategi untuk mencapai tujuan individual yang berkompeten
ternyata masih jauh dari harapan. Belajar di perguruan tinggi tidak hanya
dituntut mempunyai ketermpilan teknis tetapi juga mempunyai daya dan kerangka
pikir serta sikap mental, kepribadian, kearifan yan mempunyai wawasan yang luas
dan berbeda. (Buchori,2000 dalam Sudarman, 2007) menyebutkan bahwa manusia yang
arif adalah manusia yang mempunyai (1) pengetahuan yang luas, (2) kecerdikan,
(3) sikap hati-hati, (4) pemahaman terhadap norma-norma kebenaran, (5)
kemampuan mencerna imformasi, dan (6) akal sehat.
Selain
hal tersebut di atas kemampuan penalaran (reasoning)
juga merupakan bagian penting dari kearifan. Kondisi belajar mengajar di
perguruan tinggi belum dapat mengubah secara nyata wawasan dan perilaku
akademik. Hal ini dapat dilihat dari kualitas penalaran dan pemahaman Siswa
pada saat pendadaran atau ujian komprehensif.
Salah
satu pendekatan yang dapat digunakan untuk menentukan kualitas proses
pendidikan adalah melalui pendekatan sistem. Melalui pendekatan sistem
pembelajaran, kita bisa melihat berbagai aspek yang dapat mempengaruhi
keberhasilan suatu proses. Pendekatan pembelajar berbasis masalah dapat menjadi
pilihan bagi para guru maupun dosen.
B. Rumusan
masalah
1.
Apa pengertian problem based learning?
2.
Bagaiman langkah-langkah dari problem
based learning?
3.
Bagaiman pengaplikasian dari problem
based learning?
4.
Apa kekurangan dari problem based learning?
5.
Apa kelebihan dari problem based learning?
C. Tujuan
penulisan
1.
Mengetahui apa pengertian problem based
learning.
2.
Mengetahui bagaiman langkah-langkah dari
problem based learning.
3.
Mengetahui bagaiman pengaplikasian dari
problem based learning.
4.
Mengetahui apa kekurangan dari problem
based learning.
5.
Mengetahui apa kelebihan dari problem
based learning.
6.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian problem based learning
Problem based
learning adalah suatu model pembelajaran yang didasarkan pada
banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikan autentik yaitu
penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata
(Trianto, 2007 dalam Novita, 2015).
Program Problem based learning pertama
kali diimplementasikan oleh Faculty of Health Sciences of McMaster
University di Kanada pada tahun 1969 sebagai sebuah cara belajar baru yang
radikal dan inovatif dalam pendidikan dokter (Gwee, 2009 dalam Liansyah, 2015).
Adapun ciri khas dari pelaksanaan Problem
based learning di Mc Master University adalah filosofi pendidikan yang
berorientasi pada masyarakat, terfokus pada manusia, melalui pendekatan antar
cabang ilmu pengetahuan dan belajar berdasar masalah. Akan tetapi sesungguhnya
gebrakan Problem based learning
untuk merestrukturisasi pendidikan kedokteran sudah dimulai di Universitas
McMaster sejak tahun 1950an (Halonen, 2010 dalam Liansyah, 2015). Sejak saat
itu Problem based learning
telah menjadi trend baru pendidikan kedokteran. Kini Problem based learning telah diterapkan pada banyak Fakultas
Kedokteran di seluruh dunia termasuk di Indonesia pada khususnya.
Kemudian Maastricht Faculty of Medicine di Belanda pada tahun 1976
menyusul sebagai institusi pendidikan kedokteran kedua yang menjalankan program
Problem based learning. Berbeda
dengan jenis program Problem based
learning yang dijalankan di Mc Master University, program Problem based learning di Maastrich
lebih menekankan pada konsep tes kemajuan serta pengenalan keterampilan medik
sejak awal dimulainya program pendidikan.(UII, 2007 dalam Liansyah, 2015).
Probelm
based learning atau pembelajar berbasis masalah adalah suatu pendekatan
pembelajan yang mengunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi
peserta didik untuk belajar tentang cara berfikir kritis keterampilan pemecahan
masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari
materi kuliah dan materi pelajaran.
Landasan
teori problem based learning adalah kolaborativisme, suatu perspektif
berpendapat bahwa siswa akan menyusun pengentahuan dengan cara membagun
penalaran dari suatu pengetahuan yang sudah dimilikinya dan dari semua yang
diperoleh sebagai hasil dari kegiatan berinteraksi dengan sesama individu. Hal
tersebut juga menyiratkan bahwa proses pembelajar berpindah dari tansfer informasi
fasilitator-mahasiswa ke proses konstuksi pengetahuan yang bersifat sosial dan
individual. Menurut paham konstuktivisme, manusia hanya dapat memahami melalui
segala sesuatu yang dikonsturksinya sendiri
Problem
based learning memiliki gagasan bahwa pembelajaran dapat dicapai jika kegiatan
pendidikan dipusatkan pada tugas-tugas dan pemasalahan yang otentik, relevan,
dan dipresentasikan dalam suatu konteks. Cara tersebut agar siswa memiliki pengalaman
sebagaimana mereka menghadapi kehidupan profesionalnya. Pengalaman tersebut
sangat penting sebagaimana dinyatakan dalam model pembelajaran (kolb, 1976
dalam sudarman, 2007). yang mengungkap bahwa pembelajaran akan efektif bila
dimulai dengan pengalaman yang kongkret. Peryatan, pengalaman, fomulasi, serta
penyusunan konsep tentang permasalahan yang mereka ciptakan sendiri merupakam
dasar untuk pembelajaran. Aspek penting dalam problem based learning adalah
pembelajaran dimulai dengan permasalahan dan permasalahan tersebut akan
menentukan arah pembelajaran dalam kelompok. Dengan membuat permasalah sebagai
tumpuan pembelajaran, para siswa didorong untuk mencari informasi yang
diperlukan unutk menyelesaikan permasalahan. Salah satu keutungan problem based
learning adalah para siswa didorong untuk mengeksplorasi pengetahuan yang telah
dimikinya kemudian mengembangkan keterampilan pembelajaran yang independen
untuk mengisi kekosongan yang ada. Hal tersebut merupakan pembelajaran seumur
hidup karena keterampilan tersebut dapat ditransfer ke sejumlah topik
pembelajan yang lain. Baik di dalam maupun diluat sekolah. Dengan problem based
learning yang menfokuskan pada permasalahan yang mampu membangkitkan pengalaman
pembelajaran maka siswa akan mendapat otonomi yang lebih luas dalam pembelajaran.
Oleh karena itu perancangan permasalahan perlu dilakukan dengan sangat
hati-hati untuk menyakinkaan bahwa sebagian besar tujuan perbelajaran dapat
tercapai.
B. Langkah-langkah
dari problem based learning
Metode
pembelajaran problem based learning adalah: (1) dimulai dengan pemberian
masalah yang mengambang yang menghubungkan dengan kehidupan nyata; (2) masalah
dipilih sesuai dengan tujuan pembelajaran; (3) siswa menyelesaikan masalah
dengan menyelidikan auntetik; (4) secara besama-sama dalam kelompok kecil,
siswa mencari solusi untuk memecahkan masalah yang diberikan; (5) guru
bertindak sebagai tutor dan fasilitator; (6) siswa bertangung jawab dalam
memperoleh pengetahuan informasi yang bervariasi, tidak dari satu sumber saja;
(7) siswa mempresentasikan hasil penyelesaikan masalah dalam bentuk produk
tertentu. Produk dalam hal ini adalah berupa suatu pemrograman (Tan, 2004);
(Hallinger dan Edwin 2007); (Maggi Salvin dan Claire Howell 2004); (Ibrahim et.
al. 2009); (Arends 2008) dalam Wulandari, et al, 2013)
Menurut
Pierce dan Jones (Rusman, 2012 dalam Wulandari, et al, 2013) kejadian yang
harus muncul dalam implementasi problem
based learning adalah: (1) keterlibatan yaitu mempersiapkan siswa
untuk berperan sebagai pemecah masalah dengan bekerja sama, (2) inquiry dan
investigasi yaitu meng-eksplorasi dan mendistribusikan informasi, (3)
performansi yaitu menyajikan temuan, (4) tanya jawab tujuannya untuk menguji
keakuratan dari solusi, (5) refleksi terhadap pemecahan masalah.
Langkah-langkah metode problem
based learning dalam penelitian mata pelajaran Pemrograman Sistem
kendali PLC yaitu :
1.
Memberikan permasalahan kepada siswa dimana
permasalahan tersebut berhu-bungan dengan kehidupan sehari-hari
2.
Guru mengorganisasikan siswa dalam beberapa
kelompok
3.
Guru membantu siswa mengorganisasikan tugas
belajar sesuai dengan masalah
4.
Siswa mengumpulkan pengetahuan dan melakukan
percobaan sesuai dengan pemecahan masalah yang diberikan
5.
Siswa mengembangkan dan menyajikan hasil karya
yang berupa suatu program. (Anette, et. Al, 2003. dalam Wulandari, et al, 2013)
(Menurut
Maggi dan Claire, 2004 dalam Wulandari, et. al, 2013 ) ada beberapa cara untuk
menyajikan suatu masalah yang dapat menarik minat siswa sehingga proses
pembelajaran tidak monoton dan membosankan. Beberapa cara tersebut yaitu
meliputi:
1.
Dimulai dengan memberikan sebuah masalah
yang sesuai dengan pengetahuan dasar siswa sehingga akan menumbuhkan rasa
antusias siswa tersebut.
2.
Menyajikan sebuat masalah yang mampu
menggali rasa keingintahuan siswa, misalnya sebuah masalah yang bekaitan dengan
kehidupan sehari-hari.
3.
Masalah yang disajikan masih berupa
teka-teki yang harus dipecahkan.
4.
Pastikan bahwa penyampaian masalah
tersebut menarik minat siswa.
5.
Masalah yang diangkat sebaiknya
berkaitan dengan kehidupan nyata.
(Arends,
2004 dalam Yoesoef, 2015) merinci langkah-langkah pelaksanaan problem based
learning dalam pembelajaraan ada 5 fase. Sintaks model problem based learning
secara ringkas disajikan pada Tabel
|
Fase
|
Kegiatan Guru
|
|
Fase 1
|
|
|
Orientasi siswa
|
Menjelaskan tujuan
pembelajaran,
|
|
kepada masalah
|
logistik yang
dibutuhkan,
|
|
|
memotivasi siswa
terlibat pada
|
|
|
aktivitas pemecahan
masalah
|
|
|
yang dipilih
|
|
Fase 2
|
Membimbing siswa
kendefinisikan
|
|
Mengorganisasikan
|
dan mengorganisasikan
tugas
|
|
siswa untuk belajar
|
belajar yang
berhubungan
|
|
|
dengan masalah
tersebut
|
|
Fase 3
|
Mendorong siswa untuk
mengumpulkan
|
|
Membimbing
|
informasi yang
|
|
penyelidikan
|
sesuai, melaksanakan
eksperimen
|
|
individu maupun
|
untuk mendapatkan
penjelasan
|
|
kelompok
|
dan pemecahan masalah
|
|
Fase 4
|
Membimbing siswa dalam
merencanakan
|
|
Mengembangkan
|
dan menyiapkan
|
|
dan menyajikan
|
hasil karya yang
sesuai seperti
|
|
hasil karya
|
laporan, video dan
model
|
|
Fase 5
|
Membimbing siswa untuk
menganalisis
|
|
Menganalisis dan
|
dan mengevaluasi
|
|
mengevaluasi
|
proses pemecahan
masalah
|
|
proses pemecahan
|
|
|
masalah
|
|
C. Pengaplikasian
dari problem based learning
Ada
banyak cara yang dapat dilakukan dalam pengaplikasian metode pembelajaran
problem based learning ini dalam dunia pendidikan tetapi kelompok kami lebih
berpendapat bahwa dalam menerapkan menerapkan metode pembelajaran problem based learning
lebih ke arah belajar yang berkelompok, artinya kerja kelompok. karena problem
based learning adalah suatu metode pembelajara yang memberikan suatu masalah
yang harus diselesaikan atau dipecahkan sehingga kami berpendapat perlu banyak
orang dalam penyelesaianya. Maka seorang guru harus menyesuaikan masalah yang
akan diberikan kepada anak didiknya apakah masalah tersebut mampu dipecahkan
oleh anak didiknya, penyesuaian ini dilakukan bertujuaan agar problem based
learning ini akan menjadi metode pembelajaran yang akan berhasil dan
menyenangkan sehingga anak didik kita akan merasa lebih asyik dan nyaman dalam
metode pembelajaran ini. Jadi secara tidak langsung anak didik kita akan
beperan aktif dalam belajar.
Adapun
langkah-langkah pengaplikasianya adalah sebagai berikut:
1.
Membagi kelompok dalam suatu kelas
2.
Berikan masalah kepada siswa dan masalah
yang diberikan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran
3.
Beri waktu kelompok tersebut untuk
memecahkan masalah
4.
Siswa harus mempresentasikan hasil dari
diskusinya dalam suatu kelompoknya dan dapat mempertangungjawabkannya
5.
Seorang guru harus memberi tangapan
terhadap diskusi mereka.
Walaupun
dalam metode pembelajaran ini siswa lebih berperan aktif bukan berarti guru
hanya diam di dalam kelas, guru harus mengawasi jalannya metode pembelajaran
ini dimana dalam mereka berdiskusinya akan berjalan secara tertib dan nyaman
bagi antar kelompoknya masing-masing. Guru juga harus menguasi dari malasah
yang diakatnya dalam hal ini agar dapat menyimpulkan suatu hasil diskusi dari
kelompok anak didiknya guna memperjelas jawaban yang sesuai dengan permasalah
dalam suatu topik.
D. Kekurangan
dari problem based learning
1.
apabila siswa mengalami kegagalan atau
kurang percaya diri dengan minat yang rendah mala siswa enggan untuk mencoba
lagi
2.
problem based
learning membutuhkan waktu yang cukup untuk
persiapan
3.
pemahaman yang kurang tentang mengapa
masalah-masalah yang dipe-cahkan maka siswa kurang termotivasi untuk belajar.
(Sanjaya, 2008 dalam Wulandari, et al, 2013)
E. Kelebihan
dari problem based learning
1.
Pemecahan masalah dalam problem based
learning cukup bagus untuk memahami isi palajaran
2.
Pemecahan masalah berlangsung selama
proses pembelajaran menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan kepada
siswa
3.
Problem based learning dapat
meningkatkan aktivitas pembelajaran
4.
Membantu proses transfer siswa untuk
memahami masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari.
5.
Membantu siswa mengembangkan
pengetahuannya dan membantu siswa untuk bertanggung jawab atas pembelajaran
sendiri.
6.
Membantu siswa untuk memahami hakekat
belajar sebagai cara berfikir bukan hanya sekedar mengerti pem-belajaran oleh
guru berdasarkan buku teks.
7.
Problem based
learning menciptakan lingkungan belajar yang
menyenangkan dan disukai siswa.
8.
memungkinkan aplikasi dalam dunia nyata
9.
merangsang siswa untuk belajar secara
kontinu.
BAB III
PENUTUP
A. kesimpulan
Probelm
based learning atau pembelajar berbasis masalah adalah suatu pendekatan
pembelajan yang mengunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi
peserta didik untuk belajar tentang cara berfikir kritis keterampilan pemecahan
masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari
materi kuliah dan materi pelajaran.
Dalam
metode pembelajaran ini diperlukan lankah-langkah yang harus tepat dengan
penerapannya. Adapun lankah-langkahnya sebagai berikut:
(1)
dimulai dengan pemberian masalah yang mengambang yang menghubungkan dengan kehidupan
nyata; (2) masalah dipilih sesuai dengan tujuan pembelajaran; (3) siswa
menyelesaikan masalah dengan menyelidikan auntetik; (4) secara besama-sama
dalam kelompok kecil, siswa mencari solusi untuk memecahkan masalah yang
diberikan; (5) guru bertindak sebagai tutor dan fasilitator; (6) siswa
bertangung jawab dalam memperoleh pengetahuan informasi yang bervariasi, tidak
dari satu sumber saja; (7) siswa mempresentasikan hasil penyelesaikan masalah
dalam bentuk produk tertentu
Miskipun
demikian problem based learning ini. Memiliki kekurangan dan kelebihan dalam
penerapannya. Maka dalam penerapan metode problem based learning diperlukan
kesiapan yang matang. Guna tercapainya tujuan belajar dari suatu pemasalahan
yang akan dipecahkan dalam arti pemasalahan tersebut ada jawabannya.
B. Saran
Dalam penerapan metode pembelajaran based learning
harus dipersiapkan secara matang. Mengingat metode pembelajan ini siswa yang
akan lebih perperan aktif serta dalam pemberian masalah, guru harus
menyesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Dengan permasalah yang akan dibahas
harus berhubungan dalam kehidupan nyata. Supaya penerapan metode pembelajaran
problem based learning ini akan menjadikan siswa dengan mendapat banyak
pengetahuan dan sebagai metode pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Novita , A.F & supriyono. 2015. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF).
penerapan pendekatan saintifik melelui model Problem based leaning untuk
meningkatkan meningkatkan hasil belajar siswa SMA Negeri 8 Surabaya pada materi
pokok Fluida Statik. Volume 4. Nomor 3. Halaman 112 – 116.
Liansyah, T.M. 2015. Jurnal pedagogik. Problem Based Learning sebagai metode perkuliahan kedokteran yang efektif.
Volume 8. Nomor 1. Halaman 55 – 63.
Sudarman. 2007. Jurnal pendidikan enovatif. Problem Based Learning suatu model
pembelajaran untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan memecahkan masalah.
Volume 2. Nomor 2. Halaman 68 – 73.
Wulandari, B. & Surjono, H.D. 2013. Jurnal
pendidikan vokasi. Pengaruh Problem Based
Learning terhadap hasil belajar ditinjau dari motivasi belajar PLC Di SMK.
Volume 3. Nomor 2. Halaman 178 – 198.
Yoesoef, A. 2015. Jurnal pinus. Penerapan model Probelm Based Learning untuk
meningkatkan menanya dan penguasaan konsep fisika kelas X MIA 1 SMA Negeri 2 Kendiri.
Volume 1. Nomor 2. Halaman 96 – 102.
Komentar
Posting Komentar