LAPORAN
I
PRATIKUM KIMIA SMP TENTANG
INDIKATOR ASAM BASA DENGAN BAHAN
ALAMI
DOSEN : DWI LESTARI, S.Si
Disusun
O
L
E
H
NAMA : KERLIN
NIM : 1403000364-31
SEMESTER : IV

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN BIOLOGI (S1)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KAPUAS
SINTANG
2015/2016
KATA
PENGANTAR
Puji
dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya sehingga
saya dapat menyelesaikan pembuatan laporan ini dalam mata kuliah Kimia SMP yang
berjudul
indikator asam basa dengan bahan alami. Laporan ini di buat untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah kimia SMP dalam laporan ini membahas tentang
indikator asam basa dengan bahan alami yaitu Untuk memahami,
mengetahui, menentukan bahan-bahan apa saja yang dapat digunakan sebagai
indikator asam basa alami.
Akhirnya
saya sampaikan terimakasih atas perhatian terhadap laporan ini saya sebagai
penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua
mahasiswa-mahasiswi fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, khususnya pembaca
pada umumnya untuk meningkatkan pengetahuan dan pengembangan keterampilan
pendidik demi tercapainya pendidik professional.
Tidak
ada gading yang tidak retak begitu pula dengan laporan ini dengan segala kerendahan hati, saran-saran
dan kritikan yang konstruktif sangat saya harapkan dari para pembaca guna
meningkatkan pembuatan laporan pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.
![]() |
DAFTAR
ISI
Kata
pengantar................................................................................................... i
Daftar
isi........................................................................................................... ii
Daftar
tabel...................................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Lataratar
Belakang......................................................................... 1
B. Tujuan............................................................................................ 1
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 2
A. Asam.............................................................................................. 2
B.
Basa............................................................................................... 3
C.
Teori Asam dan Basa..................................................................... 3
D. Indikator Alam............................................................................... 4
BAB
III METODOLOGI................................................................................ 6
A. Waktu............................................................................................. 6
B. Tempat........................................................................................... 6
C. Cara
kerja....................................................................................... 6
BAB
IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................ 8
A. Hasil............................................................................................... 8
B. Pembahasan.................................................................................... 9
BAB
V PENUTUP......................................................................................... 10
A. Kesimpulan.................................................................................. 10
B. Saran............................................................................................ 19
DAFTAR
PUSTAKA.................................................................................... 11
LAMPIRAN................................................................................................... 12
DAFTAR
TABEL
Halaman
Tabel
4.1 larutan PH dan sifat indikator universal............................................ 8
Tabel
4.2 warna ekstrak.................................................................................... 8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
indikator adalah suatu senyawa yang dapat memberikan warna berbeda dalam
suasana yang berbeda, misalnya lakmus yang dalam suasana asam berwarna merah
sedangkan dalam suasana basa berwarna biru. Di sekitar kita,
terdapat beberapa zat warna alami yang dapat digunakan sebagai indikator,
seperti bunga kembang sepatu, kunyit,dan buah naga, dengan syarat dapat mengalami perubahan warna
dalam suasana yang berbeda.
Dengan indikator, kita dapat menentukan suatu larutan bersifat asam, basa,
atau netral. Dengan indikator universal kita dapat menentukan pH suatu larutan.
Indikator universal adalah campuran dari beberapa macam indikator yang telah
distandarisasi warnanya pada pH 0-14. Oleh karena itu, dengan mencocokkan warna
indikator universal dalam suatu larutan dengan warna standart, kita dapat
memperkirakan pH larutan tersebut.
Senyawa asam mempunyai rasa yang masam sedangkan senyawa basa mempunyai
rasa yang pahit. Akan tetapi kita tidak boleh mencicipi rasa dari suatu zat
kimia. Karena ada beberapa zat yang mengandung racun. Oleh karena itu untuk
menguji sifat asam-basa larutan kita dapat menggunakan alat bantu berupa kertas
lakmus dan beberapa indikator alami seperti ekstrak bunga dan kunyit. Tetapi
pada uji percobaan ini kita akan menggunakan bahan indikator alami seperti
ekstrak bunga mawar dan bunga sepatu.
B.
Tujuan pratikum
Untuk memahami, mengetahui, menentukan
bahan-bahan apa saja yang dapat digunakan sebagai indikator asam basa alami.
C.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Asam
Istilah asam ( Acid) berasal
dari bahasa latin Acetum yang berarti cuka. Asam diberikan kepada zat yang
rasanya asam.Pembawa sifat asam adalah ion H+(ion Hidrogen),
sehingga rumus kimia asam selalu mengandung atom hidrogen. Ion adalah atom atau
sekelompok atom yang bermuatan listrik. Sifat khas lain dari asam adalah dapat
bereaksi dengan berbagai bahan seperti logam, marmer, dan keramik. Reaksi
antara asam dengan logam bersifat korosif. Contohnya logam besi dapat bereaksi
cepat dengan asam klorida (HCl) membentuk Besi (II) Klorida (FeCl2).
Berdasarkan asalnya, asam
digolongkan menjadi dua yaitu asam organik dan asam anorganik. Asam organik
umumnya bersifat lemah, korosif, dan banyak terdapat di alam. Asam anorganik
umumnya bersifat asam kuat dan korosif.
Sifat-sifat asam
1)
Mempunyai rasa asam dan bersifat korosif
2)
Dapat mengubah warna kertas lakmus biru menjadi
berwarna merah
3)
Menghantarkan arus listrik
4)
Bereaksi dengan logam menghasilkan gas hidrogen
5)
Menghasilkan ion H+ jika dilarutkan
dalam air
6)
Memiliki kurang dari 7 (pH < 7)
Berdasarkan
ion H+ yang dilepaskan, asam dikelompokkan menjadi:
1)
asam monoprotik, yaitu asam yang melepaskan satu ion H+ dalam
pelarut air, misalnya: HNO3(aq) H+(aq) +
NO3-(aq)
2)
asam diprotik, yaitu asam yang melepaskan dua ion H+ dalam
pelarut air, misalnya: H2SO4(aq) 2H+(aq) +
SO42-(aq)
3)
asam tripotik yaitu asam yang melepaskan tiga ion H+ dalam
pelarut air, misalnya: H3PO4(aq) 3H+(aq) +
PO43-(aq)
Berdasarkan
rumus kimianya asam dibedakan menjadi :
1)
asam nonoksi, yaitu asam yang tidak mengandung
oksigen, misalnya HCN (asam sianida).
2)
asam oksi, yaitu asam yang mengandung oksigen,
misalnya H2CO3 (asam karbonat).
3)
asam organik, yaitu asam yang umumnya terdapat pada
senyawa organik, misalnya C6H5COOH ( asam benzoat).
B. Basa
Basa
(alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Basa diberikan kepada zat
yang rasanya pahit. Basa jika terkena kulit akan terasa licin (kaustik).
Sifat-sifat
basa
1)
Mempunyai rasa pahit dan terasa licin
pada kulit
2)
Mengubah kertas lakmus merah menjadi
berwarna biru
3)
Bersifat elektrolit
4)
Menghasilkan ion oH- jika
dilarutkan dalam air
5)
Menetralkan sifat asam
6)
Memiliki pH lebih dari 7 (pH > 7)
Berdasarkan
ion OH- yang dilepaskan pada reaksi ionisasi, basa
terdiri atas:
1)
Basa monohidroksi, yaitu basa yang
melepaskan satu ion OH-, misalnya LiOH ( litium Hidroksida).
2)
Basa polihidroksi, yaitu basa yang
melepaskan lebih dari satu ion OH-, misalnya Zn(OH)2 dengan
nama kimia seng (II) hidroksida
C.
Teori Asam dan Basa
1)
Asam Menurut
Arrhenius
Menurut Arrhenius, asam merupakan zat yang dalam air melepaskan ion H+,
sedangkan basa merupakan zat yang dalam air melepaskan ion H-. Jadi,
menurut Arrhenius, pembawa sifat asam adalah ion H+, sedangkan
pembawa sifat basa adalah ion OH-. Jika asam Arrhenius dirumuskan
denga HxA, di dalam air asam itu akan mengalami ionisasi sebagai
berikut.
HxA(aq) Ã xH+(aq)+ AX-(aq)
Basa Arrhenius
Basa Arrhenius merupakan hidroksida
logam, M(OH)x, yang di dalam air membebaskan ion
hidroksida (OH-) sesuai dengan persamaan reaksi berikut
M(OH)x(aq)Ã Mx+(aq) + x OH-(aq)
2)
Asam menurut
Bronsted-Lowry
Pada tahun 1923 ahli Kimia Denmark bernama J.N.Bronsted dan ahli
kimia Inggris bernama T.N.Lowry mengemukakan definisi tentang asam dan basa
tersebut dikenal dengan teori asm-basa Bronsted-Lowry.Menurut mereka
suatu zat pemberi proton (proton donor) disebut asam dan suatu asam setelah
melepas proton akan membentuk basa konjungasi dari asam tersebut begitu juga
basa. Dengan demikian, dalam teori asam-basa Bronsted-Lowry dikenal
istilah’’Pasangan asam-basa atu asam-basa konjungasi.’’
Asam H+ +
Basa konjugasi
Basa H+ +
Asam konjugasi
3)
Asam-Basa Lewis
Pada tahun 1932 seorang ahli kimia amerika bernama G.N.Lewis merupakan
teori asam-basa yang diberi nama Asam-Basa Lewis. Teori ini menyatakan bahwa
basa adalah zat yang memiliki satu atau lebiah pasangan electron bebas yang
dapat diberikan kepada zat lain sehingga terbentuk ikatan kovalen koordinasi,
sedangkan asam adalah zat yang menerima pasangan electron tersebut.
D.
Indikator buatan indikator alami.
1)
Indikator Buatan
Indikator buatan adalah indikator siap
pakai yang sudah dibuat di laboratorium atau pabrik alat-alat kimia. Contoh
indikator buatan adalah kertas lakmus yang terdiri dari lakmus merah dan lakmus
biru, kertas lakmus kertas yang diberi senyawa kimia sehingga akan menunjukkan
warna yang berbeda setelah dimasukkan pada larutan asan maupun basa. Warna
kertas lakmus akan berubah sesuai dengan larutannya. Perubahan warna yang mampu
dihasilkan oleh kertas lakmus sebenarnya disebabkan karena adanya orchein
(ekstrak lichenes) yang berwarna biru di dalam kertas lakmus.
Lakmus biru dibuat dengan menambahkan
ektrak lamus yang berwarna biru ke dalam kertas putih. Kertas akan menyerap
ekstrak lakmus yang selanjutnya dikeringkandalam udara terbuka, sehingga
dihasilkan kertas nlakmus biru.kertas lakmus biru pada larutan yang bersifat
basa akan tetap biru , karena orchein merupakan anion, sehingga tidak akan
bereaksi dengan anion (OH-).
Kertas lakmus merah dibuat dengan proses
yang sama dengan pembuatan kertas lakmus biru, tetapi ditambahkan sedikit asam
sulfat atau asam klorida agar warnanya menjadi merah.
Sehingga mekanisme reaksi orchein pada
suasana asam akan kembali terjadi. Apabila kertas lakmus merah dimasukkan kedalam
larutan yang bersifat asam, warnanya akan tetap merah karena lakmus merah
memang merupakan orchein dalam suasana asam. Sedangkan, apabila kertas lakmus
merah ditambahkan larutan yang bersifat basa, maka orchein yang berwarna biru
akan kembali terbentuk.
2)
Indikator Alam
Indikator alam merupakan bahan-bahan alam
yang dapat berubah warnanya dalam larutan asam, basa, dan netral. Indikator
alam yang biasanya dilakukan dalam pengujian asam basa adalah tumbuhan yang
berwarna mencolok, berupa bunga-bungaan, umbi-umbian, kulit buah, dan dedaunan.
Perubahan warna indikator bergantung pada
warna jenis tanamannya, misalnya kembang sepatu merah di dalam larutan asam
akan berwarna merah dan di dalam larutan basa akan berwarna hijau, kol ungu di
dalam larutan asam akan berwarna merah keunguan dan di dalam larutan basa akan
berwarna hijau.
BAB III
METODOLOGI
A.
Waktu dan Tempat
1.
Hari/tanggal : jum’at 17 juni 2016
2.
Waktu :
09 : 00 WIB – 10 : 31 WIB
3.
Tempat :
Laboratorium, Universitas kapuas sintang
B. Alat
dan Bahan
1.
Alat :
1)
pipet tetes,
2)
erlenmeyer,
3)
gelas ukur,
4)
lumpang
dan alu(mortar),
5)
tissue/ serbet ,
6)
label,
7)
botol vial bersih,
8)
ember,
9)
pisau (cutter)
10) spons pembersih
11) indikator universal, /pH meter,
2.
Bahan :
Indikator
1)
akuades
(air mineral gelas/botol),
2)
cuka makan,
3)
kapur sirih,
4)
sabun surya,
5)
jeruk sambal
Ekstrak
:
1)
akuades
(air mineral gelas/botol)
2)
bunga
kembang sepatu,
3)
kunyit,
4)
buah
naga,
5)
daun pandan
C. Cara
Kerja
1)
Siapkan terlebih dahulu alat dan bahan yang akan
digunakan
2)
Buah naga terlebih dahulu dikupas untuk mengambil
daging buah naga
3)
Giling daging buah naga tersebut menggunakan mortar
sampai halus
4)
daging buah naga yang sudah digiling tersebut
ditambahkan air sebanyak 10 ml
5)
buatlah air sabun dengan akuades dengan kemudian masukkan
kedalam erlenmeyer dan ditambahkan air sebanyak 30 ml
6)
Setelah point 3 dan 4 dilakukan , ekstrak buah naga
sebagai sampel dimasukkan kedalam 5 tabung vial menggunakan pipet tetes
sedangkan air sabun disimpan pada meja yang sudah disiapkan untuk dapat
mengetahui pH menggunakan indokator alami
7)
Tempatkan kira-kira 5 tetes eksrak buah kedalam 4
tabung vial lainnya dan tambahkan minimum 5 tetes juga larutan cuka makan,
sabun, kapur sirih dan jeruk nipis.
8)
Bersihkan dan rapikan semua pelaratan yang telah
digunakan dalam penelitian indikator
asam basa.
9)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Tabel 4.1 larutan PH dan sifat indikator
universal
|
Larutan
|
pH indikator universal
|
Sifat larutan
|
|
Sabun batang surya
|
9
|
Basa
|
|
Kapur sirih
|
14
|
Basa
|
|
Cuka makan 5 %
|
2
|
Asam
|
|
Jeruk sambal
|
1
|
Asam
|
Tabel 4.2 warna
ekstrak
|
No.
|
Warna sampel
|
Nama sampel
|
Warna ekstrak sampel
|
Warna ekstrak sampel+
cuka
|
Warna ekstrak sampel+
air kapur
|
Warna ekstrak sampel+
air jeruk
|
Warna ekstrak sampel+sabun
|
|
1.
|
Kuning
|
Kunyit
|
Kuning pekat
|
Orange
|
Cokelat muda
|
Orange
|
Cokelat muda
|
|
2.
|
Merah
|
Bunga kembang sepatu
|
Merah
|
Merah cerah
|
Hijau
|
Merah cerah
|
Hitam
|
|
3.
|
Merah maron
|
Buah naga
|
Pink pekat
|
Pink muda
|
Kuning
|
Pink muda
|
Ungu
|
|
4.
|
Hijau
|
pandan
|
Hijau
|
Hijau
|
Hijau
|
Hijau
|
Hijau
|
B.
Pembahasan
Sabun
surya dan kapur sirih adalah larutan yang bersifat basa karena PH lebih dari 7,
sedangkan cuka makan dan jeruk sambal adalah larutan asam karena PH kurang dari
7. Pengukuran ini dilakukan dengan indikator universal. Dari pratikum dalam
pengamatan indikator asam basa yang kami lakukan dapat kita lihat pada tabel
diatas bahwa kunyi, bunga kembang sepatu, buah naga, dapat digunakan sebagai indikator
alami yang dilakukan terhadap pengunjian kunyit bunga kembang sepatu, buah naga.
Karena dapat merubah warna pada larutan sabun surya, larutan kapur sirih,
larutan larutan larutan cuka makan, dan larutan jeruk sambal, Sedankan pandan
tidak termasuk indikator alami karena tidak terjadi perubahan warna pada
pengunjiaan.
Pada
kelompok kami melakukan penelitian pada ekstrak buah naga yang dilakukan dengan
memasukan 5 tetes pada tiap botol vial dengan 1 botol vial di isi penuh
diantara lima botol, kemudian masukan larutan sabun surya, larutan kapur sirih,
larutan larutan larutan cuka makan, dan larutan jeruk sambal pada 4 buah botol
vial sebanyak 5 tetes juga. Dengan perubahan warna pada campuran eksrtak buah
naga dengan cuka berwarna pink muda, pada campuran eksrtak buah naga dengan
kapur sirih berwarna kuning, pada campuran eksrtak buah naga dengan air jeruk
sambal berwarna pink muda, pada campuran eksrtak buah naga dengan sabun
berwarna ungu.
Jadi
buah naga dapat dijadikan sebagai indikator alami untuk mengetahui sesuatu yang tidak dapat
dirasakan dengan indra manusia apakah suatu zat tersebut bersifat asam atau basa
kerena zat tersebut mengadung racun yang berbahaya bagi manusia, buah naga
adalah salah satu dari indikakor alami asam basa dengan cara kerjanya merubah
warna pada larutan yang bersifat asam basa. Bila suatu larutan yang dicampur
dengan ekstrak buah naga terjadi perubah warna secara senigfikan maka suatu
larutan tersebut dapat dikatakan asam maupun basa.
BAB V
PENUTUP
A. Kemimpulan
Sabun
surya dan kapur sirih adalah larutan yang bersifat basa karena PH lebih dari 7,
sedangkan cuka makan dan jeruk sambal adalah larutan asam karena PH kurang dari
7. Pengukuran ini dilakukan dengan indikator universal. kunyi, bunga kembang
sepatu, buah naga, dapat digunakan sebagai indikator alami asam basa. Karena
dapat merubah warna pada larutan sabun surya, larutan kapur sirih, larutan
larutan larutan cuka makan, dan larutan jeruk sambal, Sedankan pandan tidak
termasuk indikator alami karena tidak terjadi perubahan warna pada pengunjiaan.
B. Saran
1.
Hati
– hati dalam mengunakan alat dan bahan
2.
Usahakan
dalam pratikum jangan terlalu ribut
3.
Simpan
peralatan yang sudah di gunakan seperti semula
4.
Membersiapkan
diri saat akan melakukan pratikum supaya tidak ada yang terlambat masuk
DAFTAR
PUSTAKA
Depdiknas.
2009. Kimia 2 SMA dan MA Kelas XI
IPA. Jakarta: Pusat Perbukuan.
Depdiknas. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Kimia 2 untuk Kelas
XI Sekolah Menengah
Sastrohamidjojo,
H. 2008. Kimia Dasar. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sudarmo unggul 2015. Kimia untuk SMA/MA Kelas XI Kelompok
peminatan matematika dan ilmu alam. Erlangga. PT. Gelora Aksara
Pratama
.
LAMPIRAN

Gambar
12.1 ekstrak kembang sepatu

Gambar
12.3 ekstrak kunyit

Gambar
12.3 ekstrak buan naga

Gambar
12.4 ekstrak pandan

Komentar
Posting Komentar